Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pemerintahan dan Warga Desa Taringgul Tonggoh sepakat majukan desa, dengan bangun wisata Bumi Perkemahan

Musdes Taringgul Tonggoh, pembangunan wisata

P3MD Wanayasa - Musyawarah mengenai rencana pembangunan wisata di tanah milik Desa dilaksanakan di Aula Kantor desa Taringgul Tonggoh selepas dzuhur, Selasa (27/4/2021).

Peserta musyawarah didominasi oleh para petani penggarap, yang selama ini menggarap tanah milik desa Taringgul Tonggoh.

Rencananya, Pemerintah Desa Taringgul Tonggoh akan membuat wisata di atas tanah tersebut, wahana yang saat ini akan dibangun adalah Bumi Perkemahan.

Ketua Tim Pengawas BUMDes Maju Jaya Taringgul Tonggoh, Eep Saepul Malik, S.Pd.I., mengatakan dengan tegas, BUMDes sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Desa dalam hal ini sebagai badan usaha, tidak akan mungkin sembarangan membuat rencana yang sekiranya akan membuat buruk citra Taringgul Tonggoh.

"Bukan wisata kemping biasa, bukan kemah yang digunakan untuk kegiatan yang melanggar norma. Kita tahu warga Taringgul Tonggoh sangat religius, tidak mungkin wisata ini dibangun untuk mencoreng nama baik Desa Taringgul Tonggoh," ujar Eep Saepul Malik.

Bumi perkemahan (Buper) yang dirancang di tanah desa Taringgul Tonggoh adalah Buper yang disewa oleh instansi resmi seperti sekolah-sekolah.

"Bumi Perkemahan yang kami maksud adalah Bumi Perkemahan untuk kepentingan kemah instansi seperti pihak sekolah. Di daerah kita tidak ada lokasi khusus yang benar-benar dikelola sebagai Bumi Perkemahan, ini peluang yang harus segera kita diambil," Eep Saepul Malik.

Ketika ditanyakan mengenai pertimbangan kemaslahatan bagi masa depan Desa dan warga desa Taringgul Tonggoh, Eep Saepul Malik menjelaskan beberapa manfaat ingin dicapai dengan pembangunan wisata.

"Jelas untuk kemajuan desa, peningkatan PADes, terserapnya lapangan kerja, peningkatan ekonomi dari masuknya uang ke daerah. Jelas kemajuan, terbukanya peluang bagi warga desa untuk berdagang," kata Eep Saepul Malik.

Mengenai penggunaan sebagian lahan desa untuk pembangunan wisata, Eep sebagai perwakilan BUMDes Maju Jaya optimis penggarap tidak akan dirugikan. Dengan adanya manfaat lain dengan usaha-usaha yang dilakukan BUMDes.

"Secara luasan lahan penggarap berkurang karena sebagian untuk perkemahan, tapi nilai bisa jadi sangat meningkat. Dengan adanya permodalan dari BUMDes, pemasaran dibantu BUMDes jika mau dan ada kesepakan, kalau mau modal saja ya silakan," pungkas Eep Saepul Malik.

Eep Saepul Malik mengatakan jika sudah ada ajuan, dan sudah ada kunjungan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) meninjau lokasi.

Sayang sekali saat ditinjau ternyata lahan milik desa yang rencananya akan digunakan sebagai wisata ini masih di tahap 0%. Kemudian, rencana pembangunan dimundurkan ke tahun depan.

Namun, tahun ini harus mulai dilakukan kegiatan persiapan dengan cara Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang melibatkan banyak warga desa. Meskipun tidak sebesar upah harian biasa, namun PKTD bisa melibatkan banyak warga, bahkan warga yang dalam pekerjaan pada umumnya biasanya tidak dilibatkan. (enjs)